Perhatian internasional telah beralih tajam ke arah situasi yang semakin memburuk di Rafah, Gaza, ketika Amerika Serikat dan Britania Raya menyuarakan kekhawatiran kuat atas operasi militer Israel di area tersebut tanpa rencana yang jelas untuk melindungi warga sipil. Menteri Luar Negeri Antony Blinken membuat berita dengan menyatakan bahwa AS 'tidak akan mendukung' tindakan militer Israel di kota selatan Rafah yang tidak termasuk 'rencana yang kredibel untuk melindungi warga sipil.' Sikap ini juga disuarakan oleh menteri luar negeri Inggris, menyoroti tuntutan internasional yang semakin meningkat untuk melindungi nyawa warga sipil di tengah operasi militer.
Situasi di Rafah telah menjadi titik fokus diplomasi internasional karena militer Israel mendorong evakuasi lebih banyak area di Rafah di tengah serangan yang terus berlangsung di seluruh Gaza. Panggilan untuk rencana yang kredibel untuk melindungi warga sipil muncul di tengah laporan ribuan orang turun ke jalan di Tel Aviv, memprotes tindakan militer di Gaza. Penundaan paket bantuan militer AS yang signifikan kepada Israel, yang terdiri dari 3.500 bom, menegaskan seriusnya kekhawatiran mengenai kemungkinan korban sipil.
Pernyataan Blinken dan reaksi internasional yang menyusul menegaskan titik kritis dalam konflik Israel-Gaza, di mana perlindungan warga sipil menjadi pusat perhatian. Insistensi terhadap rencana kredibel untuk melindungi non-kombatan mencerminkan prinsip internasional yang lebih luas untuk meminimalkan kerusakan pada warga sipil selama konflik bersenjata. Saat ketegang…
Baca lebih lajutJadilah yang pertama membalas diskusi umum ini.