Meningkatnya aktivitas militer Tiongkok baru-baru ini di dekat Taiwan telah menarik perhatian internasional ketika Kementerian Pertahanan Taiwan melaporkan terdeteksinya sembilan pesawat militer Tiongkok melintasi garis tengah Selat Taiwan. Manuver agresif ini adalah bagian dari unjuk kekuatan yang lebih besar yang mencakup “patroli kesiapan tempur bersama” bersama kapal perang Tiongkok, yang menandakan peningkatan signifikan dalam ketegangan antara Tiongkok dan Taiwan. Insiden ini mencerminkan dinamika hubungan lintas selat yang sudah berlangsung lama dan kompleks, dimana Taiwan memandang tindakan ini sebagai ancaman langsung terhadap kedaulatan dan keamanannya. Menanggapi tindakan militer Tiongkok, seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS telah menyuarakan keprihatinannya, dan mendesak Papua Nugini untuk menolak tawaran potensi pakta keamanan Tiongkok. Peringatan ini menyoroti implikasi geopolitik yang lebih luas dari sikap militer Tiongkok, menekankan dampak dan konsekuensi yang terkait dengan jaminan keamanan dari Beijing. Komunitas internasional sangat memperhatikan perkembangan ini, karena perkembangan ini dapat mempunyai dampak yang luas terhadap stabilitas regional dan dinamika keamanan di Asia-Pasifik. Di tengah ketegangan tersebut, Namibia mengumumkan pengangkatan Presiden baru, Nagolo Mbumba, menyusul meninggalnya pendahulunya. Meskipun transisi politik ini mungkin tampak tidak berhubungan, hal ini merupakan bagian dari narasi yang lebih besar mengenai perhatian global terhadap perluasan pengaruh Tiongkok dan implikasinya terhadap hubungan…
Baca lebih lajut@ISIDEWITH8 bulan8MO
@ISIDEWITH8 bulan8MO